Rabu, 02 Maret 2011

Aquascape : Definisi, Design dan Ragam

APA ITU AQUASCAPE




Aquascape adalah seni mengatur tanaman air dan batu, batu karang, koral, atau kayu apung, secara alami dan indah di dalam akuarium sehingga memberikan efek seperti berkebun di bawah air.
Aquascape biasanya terdiri dari ikan disamping juga tanaman. Walaupun bisa juga untuk menciptakan aquascape dengan tanaman saja, atau hanya dengan batu atau komponen lain tanpa ada tanaman.

Tujuan utama dari aquascape adalah untuk menciptakan sebuah gambaran “bawah air”, sehingga aspek teknis pemeliharaan tanaman air juga harus dipertimbangkan. Banyak faktor yang harus seimbang dalam ekosistem dari sebuah tangki akuarium untuk memastikan keberhasilan terciptanya sebuah keindahan dari seni aquascape.
Faktor-faktor ini meliputi penyaringan (filtrasi), mempertahankan kadar karbon dioksida (CO2) pada tingkat yang cukup untuk mendukung fotosintesis bawah air, substrat dan pemupukan, pencahayaan, dan kontrol alga (lumut).
Desain Aquascape sendiri mencakup sejumlah gaya yang berbeda-beda. Ada beberapa desain yang cukup sering ditemui, yaitu gaya Belanda (Dutch style) yang menyerupai taman, dan juga gaya Jepang yang terinspirasi dari kondisi alam.

DUTCH STYLE


Akuarium Dutch Style biasanya menata beberapa jenis tanaman yang memiliki warna daun, ukuran, dan tekstur beraneka ragam yang ditampilkan lebih sebagai taman bunga seperti yang seringkali kita temui di darat. Gaya ini dikembangkan di Belanda dimulai pada 1930-an, seiring dengan makin tersedianya peralatan tanaman yang dijual secara komersial. Dutch Style ini menekankan tanaman yang terletak di bagian depan akuarium dengan tinggi yang berbeda, dan sering kali justru mengabaikan penggunaan batu dan kayu apung. Biasanya tanaman ditata dengan urutan berbaris dari kiri ke kanan dan diumpamakan sebagai "jalananBelanda". Karena deretan jalan di Belanda biasanya tertata rapi dan lurus berjajar. Ciri lain dari Dutch style adalah lebih dari 80% dari lantai akuarium ditutupi dengan tanaman, sehingga sangat sedikit substrat yang terlihat. Tinggi tanaman yang tumbuh biasanya menutupi kaca belakang akuarium dengan tujuan menutupi peralatan besar yang bersembunyi di balik tangki.

JAPANESE STYLE (NATURE STYLE)





Salah satu gaya dengan penataan kontras adalah nature style atau Japanese style, yang diperkenalkan pada 1990-an oleh Takashi Amano. Komposisi Amano yang menarik tentang teknik berkebun Jepang yang mencoba untuk meniru pemandangan alam dengan pengaturan yang asimetris dari tanaman air yang relatif sedikit dan pemilihan batu atau kayu apung yang selektif. Tujuannya adalah untuk menciptakan gelombang (landscape) di miniatur, daripada sebuah taman berwarna-warni. Gaya ini menarik terutama dari konsep estetika Jepang Wabi-Sabi yang berfokus pada minimalis sebagai sumber keindahan, dan konsep Iwagumi yang menetapkan aturan yang mengatur batu.
Dalam sistem Iwagumi, Oyaishi atau batu utama, ditempatkan ditengah tangki akuarium. Soeishi atau batu tambahan, dikelompokkan didekatnya, sedangkan Fukuseki atau batu sekunder, disusun di bawahnya. Fokus utama yang dianggap penting ditentukan oleh penempatan asimetris dari Oyaishi.dan mengikuti rasio keseimbangan komposisi. Tanaman dengan daun kecil, seperti acicularis Eleocharis, elatinoides Glossostigma, callitrichoides Hemianthus, fluitans Riccia, pakis air kecil, biasanya ditekankan, dengan warna yang lebih terbatas daripada di gaya Belanda. Ikan, atau udang air tawar seperti multidentata Caridina dan heteropoda Neocaridina, biasanya dipilih untuk melengkapi tanaman.

BIOTOPES


Gaya di atas sering menggabungkan spesies tanaman dan hewan berdasarkan dampak visual yang diinginkan, tanpa memperhatikan asal geografis. Biotopes style dirancang bukan untuk meniru persis habitat perairan tertentu di lokasi geografis tertentu, dan tidak perlu untuk menata suatu tampilan seperti taman. Tanaman dan ikan tidak perlu ditampilkan bersamaan, tetapi jika ada, tanaman dan ikan harus sesuai dengan apa yang akan ditemukan di alam dalam habitat yang diwakili, demikian juga dengan setiap kerikil dan, dan bahkan komposisi kimia air.


PALUDARIUMS



Dalam gaya paludarium ini merupakan seni menata akuarium dengan sebagian dari tanaman berada di bawah air, dan sebagian di atas air. Penataan substrat dikondisikan sedemikian rupa sehingga beberapa daerah "tanah" sengaja dinaikkan di atas permukaan air, dan tangki diisi dengan air hanya sebagian / setengahnya saja. Hal ini memungkinkan tanaman, seperti alternifolius Cyperus dan wallisii Spathiphyllum, serta berbagai Anubias dan beberapa bromeliad, tumbuh dengan baik. Bagian akar dari tanaman-tanaman tersebut tetap berada di bawah air, tetapi puncak tanaman di udara.. Pada beberapa konfigurasi, tanaman yang mengapung di permukaan air, seperti eceng gondok dan Pistia stratiotes, dapat ditampilkan dengan baik. Tidak seperti gaya penataan akuarium lainnya, gaya paludariums ini sangat cocok untuk memelihara amfibi.




SALTWATER REEFS



Dutch style dan Japanese Style merupakan sistem penataan akuarium tradisional dengan menggunakan air tawar. Berbeda dengan gaya penataan saltwater reefs yang menggunakan air laut sebagai media utama. Tanaman hias yang dapat tumbuh di akuarium air laut relatif lebih jarang bila dibandingkan dengan air tawar. Saltwater aquascaping biasanya dibuat dengan meniru terumbu. Pengaturan batu karang membentuk struktur utama aquascape ini, dan biasanya dihuni oleh invertebrata laut serta ganggang merah seperti populasi yang kita temui pada terumbu karang, yang bersama-sama membentuk keindahan bawah laut.

Pencahayaan memainkan peran yang sangat penting dalam aquascape saltwater reefs. Dengan memberikan pengaturan pencahayaan yang intensif, efeknya tidak hanya mendukung kesehatan invertebrata yang hidup dalam ekosistem saltwater reefs ini, tetapi juga menimbulkan warna-warna cerah terutama dipancarkan oleh mikroorganisme neon.